OPINI 24 Oktober 2024
Suci Apriana *
Ada hal menarik dan memprihatinkan dari Siaran pers yang dirilis pada website (madaniberkelanjutan.id) 5 Desember 2023, yang menyebutkan emisi karbondioksida (CO2) terus meningkat dan telah mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah pada tahun 2023. Apa yang menarik? Tentu keterlibatan Indonesia dalam menyumbang gas emisi yang terus menjadi perhatian dunia. Berdasarkan penelitian ilmuwan Global Carbon Project (globalcarbonbudget.org), Indonesia masuk sepuluh besar negara penghasil gas karbon dunia. Pada tahun 2022 lalu, jumlah karbon yang dihasilkan meningkat sebesar 18.3% dari 202, peningkatan terbesar dibandingkan negara lain. Kenaikan emisi terbesar disumbangkan dari penggunaan energi fosil, alih fungsi lahan, dan deforestasi, sementara sektor penggunaan lahan, Indonesia menempati posisi kedua negara penghasil emisi terbesar dunia, dimana selama kurun waktu 2013-2022, rata-rata emisi penggunaan lahan Indonesia mencapai 930 juta ton, atau menyumbang 19.9% dari total emisi alih fungsi lahan dunia, dan kita masih ingat pada tahun 1997 terjadi kebakaran lahan gambut di Indonesia sehingga menjadi puncak tingginya emisi di Indonesia. (Sumber: https://globalcarbonbudget.org/carbonbudget2023).
Kondisi ini menjadi tantangan masa depan Indonesia, dimana industri kelapa sawit dituding menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar, sehingga program untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) harus segera diwujudkan. Adalah merupakan tanggung jawab yang telah dilakukan sejak tahun 2019, dimana pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai NZE pada 2060 bahkan harus lebih cepat, sehingga untuk percepatan pencapaian harus ada akselarasi, suatu upaya yang didukung kebijakan-kebijakan strategis pengelolaan Industri kelapa sawit. Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tanggung jawab strategis telah dilakukan melalui berbagai dukungan pembiayaan dan kebijakan yang fokus pada keberlanjutan industri kelapa sawit. Namun perlu dicermati kembali apakah Perusahaan-perusahaan kelapa sawit ikut bertanggung jawab penuh, seperti sudahkan perusahaan-perusahaan secara rutin melaporkan kegiatan dan atau keberlanjutan kegiatan yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon?, Apakah Perusahaan-perusahaan telah mengintegrasikan kegiatan pengurangan emisi karbon ke dalam Core Business-nya, seperti menerapkan konsep green budget dan green investasion perusahaannya. Upaya mengurangi emisi karbon di atmosfer akan melindungi masyarakat dari risiko bencana akibat perubahan iklim.
Akselarasi harus dilakukan dengan langkah-langkah inovatif yang menitikberatkan pada efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan penerapan praktik keberlanjutan pada industri kelapa sawit. Upaya dan tindakan tersebut tidak akan dapat diwujudkan secara cepat apabila dilakukan secara parsial. Kebijakan-kebijakan pengembangan inovasi teknologi pengolahan limbah, bioenergi, dan kebijakan terkait perlu diwujudkan secara terpadu dengan dukungan multi-sektor dan keterlibatan multi-pihak. Kolaborasi multi-pihak ini akan sangat membantu akselarasi dalam mewujudkan transformasi Inovasi Teknologi Zero Waste sehingga tercapainya Sustainable Economy dan Net Zero Emission pada Industri Kelapa Sawit Indonesia yang menjadi cita-cita nasional. Serta perwujudan akan peran, tugas, tanggung jawab dan target BPDPKS.
Pengembangan program biodiesel minyak sawit, yang merupakan campuran minyak sawit dan solar, berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi. Penggunaan biodiesel sebagai pengganti bahan bakar fosil dapat mengurangi emisi karbon di sektor energi hingga 60%. Upaya saat ini untuk meningkatkan proporsi biodiesel dari B30 menjadi B40 dan B50. Ini adalah langkah strategis menuju pengurangan emisi yang lebih besar. Selain itu, beberapa inovasi dan teknologi sangat penting untuk dilakukan secara bersamaan, seperti teknologi untuk mengelola limbah atau untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah, seperti biofertilizer, pakan ternak, dan biomaterial lainnya. Selain itu, penelitian kerjasama yang didanai BPDPKS tentang pemanfaatan tandan kosong, Palm Oil Mill-Effluent (POME), dan limbah cair sangat membantu mewujudkan NZE. Teknologi methane-capture dari POME juga memungkinkan konversi limbah menjadi biogas, yang tidak hanya mengurangi emisi metana, tetapi juga menghasilkan energi terbarukan. Ini berpotensi menurunkan emisi hingga 62%. Implementasi pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) melalui teknologi enzimatik juga memungkinkan transformasi limbah menjadi bahan baku bernilai tinggi, seperti bioethanol, asam organik, dan berbagai bahan kimia yang dapat mensubstitusi impor, sehingga tidak hanya mereduksi limbah, tetapi juga mendukung ekonomi sirkular yang meminimalkan emisi di rantai produksi industri kelapa sawit.
Kegiatan reforestasi melalui penanaman pohon, penaburan benih, maupun pelibatan teknologi yang lebih maju adalah bentu nyata percepatan NZE. Perusahaan kelapa sawit dapat membuat program terpadu yang bekerja sama dengan pemerintah, organisasi lingkungan, perguruan tinggi, petani dan masyarakat umum untuk merestorasi lahan kritis dan meningkatkan penyerapan karbon melalui konservasi hutan dan pengelolaan lahan yang lebih baik.
Transformasi Inovasi teknologi dan ipteks berkontribusi besar untuk menciptakan solusi-solusi yang lebih efektif, inovaif dan efisien dalam mewujudkan Zero waste, ekonomi berekelanjutan menuju target NZE lebih cepat, namun akselarasi dapat dilakukan jika keterlibatan multi-pihak dapat dimasimalkan melalui kebijakan-kebijakan solutif yang dirancang dan dipikrkan secara bersama (kolaboratif), baik oleh pemerintah pusat, Instansi-instansi pemerintah pusat dan daerah hingga Tingkat desa/kelurahan, tokoh Masyarakat, masyarakat adat, industry kelapa sawit, pihak swasta, Institusi Pendidikan (Perguruan tinggi) dan Masyarakat umum. Bentuk-bentuk kolaborasi perlu didorong untuk mendukung transformasi dalam berbagai bidang terutama informasi dan teknologi (IT) untuk kemudahan mewujudkan Target NZE dalam setiap tahap dan Upaya yang dilakukan sehingga kedepannya semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka akselarasi perwujudan NZE dan target pencapaiannya dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan Masyarakat dan peningkatan penerimaan Negara, dan ini sudah sanhat Urgen.
*penulis adalah mahasiswa Prodi TPTP Angkatan 36